Friday, June 15, 2007

Motorku ketabrak(apa nabrak)?

Sebuah kejadian mengejutkan (tapi "menyukurkan") barusan ku alami. Barusan aku ketabrak motor sepulang dari apotek beliin obatnya ocha. Hmmmf.....

Kejadiannya barusan, belum lewat 1 jam yang lalu. Ceritanya begini. Sehabis beli obat dari apotek di Sepanjang, dengan naik motor bututku itu aku pulang ke kontrakan. Kendaraan memang agak rame di daerah jalan raya sepanjang dan raya taman. Seperti biasa aku melaju dengan kecepatan sedang, yah.. kira-kira 40-50 km/jam lah. Truk tronton, mobil, kendaraan umum, motor berjubel di situ. Gak sampe macet, rame lancar begitu istilah penyiar suara surabaya kalo mengistilahkan kendaraan padat tapi tetap lancar.

Nah, setelah melewati perlintasan kereta dekat pasar sepanjang, kendaraan mulai agak lengang. Tapi, ternyata ini awal musibah. Di depanku ada truk kosong yang posisinya agak ke tengah, menginjak garis marka putus-putus, jadi ku pikir dia mau mbalap mobil or something di depannya. Naluri seorang pengendara motor membuatku mengambil posisi sebelah kiri di belakang truk kosong itu tadi. Biar bisa cepet ngambil posisi kosong begitu pikirku. Tapi entah mengapa, truk itu tiba-tiba banting stir ke kiri dan ciiiitt....aku langsung menginjak rem, belakang dan depan sekaligus! dan..bruaaak!!! motorku oleng, ketabrak dari belakang. Rupanya tadi ada motor persis di belakangku.

Seorang bapak dengan motor (butut juga) berplat merah terjatuh. Refleks, kuhentikan motorku dan bertanya, "bapak gak apa-apa pak??". Dia diam saja, sambil berdiri dan mendirikan motornya yang terjatuh kemudian memeriksa bagian depan motornya. Aku pun juga begitu, secara spontan kuperiksa bagian belakang motorku. Dan gak apa-apa. Sekali lagi ku tanya bapak bermotor plat merah itu tadi, "bapak gak pa pa tah pak?". Dia menggeleng, tapi dengan muka pucat dia berusaha dengan menunjukkan ban depannya yang bolong, entah kena apa? Mungkin kena baut "penyeret" ban belakangku.

Melihat ekspresinya, sepertinya dia ingin bilang, "mas, aku gak apa-apa, tapi gimana nih motor saya." Tapi dia gak bilang itu, justru mempertegas dengan mengatakan, "sampeyan tadi ngerem ndadak."

Melihat ekspresi dan penampilannya rasanya bikin gak tega. Mukanya pucat, seperti bingung. Penampilannya yang lusuh dan ditambah dengan penampilan motornya yang butut, gak terawat, ban depannya udah tipis sepertinya emang udah waktunya ganti. Akhirnya membuatku menawarkan membantu penggantian ban depannya. Dan bapak itu setuju. Padahal waktu itu, duitku di dompet cuman 40 ribu. Sebulan yang lalu aku barusan ganti ban luar harganya 100ribuan. Sekarang aku mikir, kok nekad ya aku nawarin kayak gitu??

Jadi, bareng-bareng kami menuntun motor masing-masing ke toko motor terdekat. Herannya menjelang mendekati sebuah toko motor, sang bapak berhenti dan menoleh padaku, "mas, belinya di pasar aja mas, jangan di sini, mahal." Sesaat aku berpikir lagi, wah bapak ini kok tau ya kalo aku lagi bokek? "Mmm, bapak gak apa-apa dibelikan ban bekas?". Si bapak ini tersenyum, dan bilang, "gak apa-apa mas..", dan lantas langsung menstarter motornya menuju los ban bekas di pasar sepanjang. Di sana aku bisa dapat ban bekas ukuran 250 x 18 luar dan dalamnya dengan ngeluarkan duit 35 ribu doang! Padahal kalo baru mungkin bisa sampe 80-90 ribuan. Setelah kuberikan ke bapak itu dan minta maaf karena kejadian itu, akhirnya aku melenggang pulang dengan lega.

Di jalan aku membayangkan kembali kejadian tadi. Mengagetkan, lucu sekaligus membuatku bersyukur. Untung bapak itu tidak menuntut macam-macam. Dia cukup bijaksana untuk tidak membuat dompetku bolong dan akhirnya bisa ku pake ke warnet dan sekarang bisa menuliskan pengalaman ini di blogku ini..

Oya, sebelum ketabrak (apa nabrak ya?) tadi di depanku ada seorang pengendara motor berplat merah dengan membawa ban bekas di belakang motornya. Jujur, melihat ban bekas itu aku berkhayal membayangkan diriku berada di pasar ban bekas. Dan ternyata, gak lama kemudian diriku pun berada di situ! he he....


Sukoasri, 16 Juni 2007
[10:47 am]

0 Comments:

Post a Comment

<< Home